YANG TAK PANTAS DIGADAIKAN

PENGANTAR:
H.R. Darimi 2105, Ahmad 3105, Nasai 3226, Ibnu Majah 1883, Bukhori: 5633,
Q.S. Al-A’roof: 204

تَسمَعُ لِحَدِيثِي؟ ! أُحَدِّثُكَ عَن رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَلَا تَسمَعُ؟ ! فَقَالَ ابنُ عَبَّاسٍ: إِنَّا كُنَّا مَرَّةً إِذَا سَمِعنَا رَجُلاً يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ الله – صلى الله عليه وسلم – ابتَدَرَتهُ أَبصَارُنَا، وَأَصغَينَا إِلَيهِ بِآذَانِنَا، فَلَمَّا رَكِبَ النَّاسُ الصَّعبَ وَالذَّلُولَ، لَم نَأخُذ مِنَ النَّاسِ إِلَاّ مَا نَعرِفُ.
Engkau Mendengar Hadits Yang Aku Sampaikan?! Aku Menyampaikan Hadits Nabi Kepadamu, tapi Kamu Tidak Menyimak???
Ibnu ‘Abbas Berkata, “Sungguh Dulu Ketika Ada Seseorang Berkata Bahwa “Nabi Muhammad SAW Bersabda”, Maka Kami Tujukan Pandangan dan Pendengaran Kami Untuk Mendengarnya. Tetapi Ketika Manusia Mulai Membuat Sesuatu Yang “Susah” dan “Hina”, Maka Kami Tidak Mengambil Hadits Kecuali Dari Orang Yang Kami Kenal Saja.” (Al-Mafham Lamaa Usykila Min Talkhiish Kitaabi Muslim: 124)

وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ جَمِيْعًا فَقَالَ الضُّعَفٰۤؤُا لِلَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْٓا اِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ اَنْتُمْ مُّغْنُوْنَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ قَالُوْا لَوْ هَدٰىنَا اللّٰهُ لَهَدَيْنٰكُمْۗ سَوَاۤءٌ عَلَيْنَآ اَجَزِعْنَآ اَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَّحِيْصٍ ࣖ
“Dan mereka semua (di padang Mahsyar) berkumpul untuk menghadap ke hadirat Allah, lalu orang yang lemah berkata kepada orang yang sombong, “Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan kami dari azab Allah (walaupun) sedikit saja?” Mereka menjawab, “Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”” (QS. Ibrahim[14]: 21)

=======
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗ
“Dan sungguh, jika engkau tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Niscaya mereka menjawab, “Allah.” (QS. Az-Zumar[39]: 38)

اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗ وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar[39]: 3)

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, (QS. Al-Bayyinah[98]: 5)

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 31)

اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوْهُ وَاَطِيْعُوْنِۙ
“(yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, “

يَغْفِرْ لَكُمْ مِّنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُؤَخِّرْكُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ اِذَا جَاۤءَ لَا يُؤَخَّرُۘ لَوْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.” “ (QS. Nuh[71]: 3-4)

KERJAIN AJA DULU, YANG PENTING BAIK... BIARKAN ALLAAH YANG MENILAI...

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًۭا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Q.S. Al-Isra (17): 36]

كُلُّ ذَٰلِكَ كَانَ سَيِّئُهُۥ عِندَ رَبِّكَ مَكْرُوهًۭا
Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. [Q.S. Al-Isra (17) ayat 38]


5 Hal Yang Menjadi Standar Dalam Ibadah: Dasar (Dalil/Contoh), Cara, Jumlah, Waktu dan Manfaat

عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: تَرَكَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا طَائِرٌ يُقَلِّبُ جَنَاحَيْهِ فِي الْهَوَاءِ إِلاَّ وَهُوَ يَذْكُرُنَا مِنْهُ عِلْمًا. قَالَ: فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.
Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan tidaklah seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara melainkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ‘Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian.’”
(HR. At-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (II/155-156 no. 1647), Ibnu Hibban (no. 65) Silsilah al-Ahaadits ash-Shahihah no. 1803)

۞ هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًۭا فَمَرَّتْ بِهِۦ ۖ فَلَمَّآ أَثْقَلَت دَّعَوَا ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ ءَاتَيْتَنَا صَـٰلِحًۭا لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ
Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". [Q.S. Al-A'raf (7) ayat 189]

قال الإمام مالك: ما لم يكن يومئذ ديناً فلن يكون اليوم ديناً
Imam Malik Berkata: "Apa-Apa Yang Dulu Bukan Agama (Syari'at), Maka Sekarangpun Tidak Akan Pernah Jadi agama." (ص12222 - كتاب فتاوى الشبكة الإسلامية) 

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. AlMaaidah: 3)

أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ
“Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak, kalau kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku berpendapat lain…!? (Hilyatul Auliya’, 9: 107)

قَالَ قَالَ رجل لمَالِك من أَيْن قَالَ مِنْ حَيْثُ أَحْرَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا قَالَ فَإِنْ زِدْتُ عَلَى ذَلِكَ قَالَ فَلَا تَفْعَلْ فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكَ الْفِتْنَةَ قَالَ وَمَا فِي هَذَا مِنَ الْفِتْنَةِ إِنَّمَا هِيَ أَمْيَالٌ أَزِيدُهَا قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ {فَلْيَحْذَرِ الَّذين يخالفون} الْآيَة قَالَ وَأَيُّ فِتْنَةٍ فِي هَذَا قَالَ وَأَيُّ فِتْنَةٍ أعَظْمُ مِنْ أَنْ تَرَى أَنَّكَ أَصَبْتَ فَضْلًا قَصَّرَ عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ تَرَى أَنَّ اخْتِيَارَكَ لِنَفْسِكَ خَيْرٌ مِنِ اخْتِيَارِ اللَّهِ واخْتِيَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Seseorang Bertanya Kepada Imam Malik, “Dari Mana?”. Imam Malik Menjawab, “Dari Tempat Rosuulullaah SAW Berihrom” Jawaban Tersebut Diulang-ulang. Laki-Laki Bertanya Lagi, “Bagaimana Kalau Saya Menambah Beberapa Mil”. Imam Malik Menjawab,”Sungguh Allaah Berfirman,”Hendaklah Orang-Orang Yang Menyalahi Perintah Rosul itu Takut akan Ditimpa Cobaan atau Ditimpa Azab Yang Pedih.” Laki-Laki Bertanya, “Fitnah Apa dalam Hal Ini?”. Imam Malik Menjawab, “Fitnah apa yang Lebih Besar daripada Engkau Merasa Lebih Mulia dan MEremehkan Rosuulullaah SAW atau Engkau Menganggap Pilihanmu Lebih Baik dari Pada Apa Yang Dipilihkan Oleh Rosulullaah SAW.”

Kesimpulan:
Ø Pentingnya Duduk di Majelis Ilmu dengan Mengkaji AlQuraan dan AlHadiits
Ø Perbedaan Islam dengan Selain Islam adalah dalam Ibadah dan Memaknai Sifat dan NamaAllaah.
Ø Boleh Tidak Melakukan Ibadah Jika Belum Mengetahui Dalil (Ayat ataupun Hadits)
Ø Melakukan Ibadah Tanpa Dasar Ilmu adalah Kejahatan.
Ø 5 Hal Dasar dalam Beribadah
Ø Semua Yang Mendekatkan ke Surga Telah Dicontohkan
Ø Semua Yang Menjauhkan ke Neraka Semua Telah Dilarang
Ø Jangan Menjadi Orang Yang Lebih Sholih dari Nabi Muhammad SAW dengan Menambah atau Memodifiasi Ibadah

Blog Post

Related Post

Back to Top

Islamic Calendar Widgets by Alhabib

Telah Dikunjungi