Ibadah Harus Memiliki 2 Unsur
1. Ikhlas
2. Hanif (Lurus, Sesuai Contoh)
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ
"Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif
(QS. Al-Bayyinah[98]: 5)
Syarat-Syarat dalam Ibadah:
1. Dalil
2. Cara
3. Jumlah
4. Tempat
5. Keistimewaan
Contoh: Mendoakan Mayit
1. Dalil
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ
Nabi ﷺ apabila telah selesai dari menguburkan mayit, beliau berdiam di atasnya (pinggir kubur) maka berkata, "Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mohonkanlah keteguhan untuknya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya."
Klik Lihat Sanadnya
2. Cara
Ya Allaah Berilah Ampunan Untuk Mayit Ini, dan Mudahkan Dia Untuk Menjawab Ujian di Dalam Kuburnya (atau dengan bahasa yang mudah dan dimengerti oleh masing-masing orang)
Atau dengan kalimat semisal dengan bahasa Indonesia, Boleh.
3. Jumlah
Tidak Ada Batasan Jumlah Untuk Beristighfar Untuk Si Mayyit
4. Tempat
Beristighfar Setelah Penguburan dan Masih Berada Di Kuburan BUKAN DI RUMAH.
Siapa yang menghalalkan berkumpul-kumpul dirumah setelah kematian maka sungguh telah melanggar puluhan Hadits Nabi Tentang Niyaahah.
5. Keistimewaan (Manfaat)
Agar Allaah JWA Mengampuni dan Meringankan Azab Kuburnya