Kriteria suami dalam Islam yang dijelaskan di dalam banyak ayat, sesungguhnya mengacu pada laki-laki yang penuh dengan tanggung jawab dunia akhiratnya. Namun di akhir zaman ini dunia menyuruh para wanita memiliki pola pikir yang namanya suami itu ganteng pintar berharta tanpa melihat baik agamanya.
Karenanya mari kita lihat bagaimana Agama mendidik laki-laki menjadi seorang suami yang benar dan baik.
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
(Surat An-Nisa (4) Ayat 34)
Kesimpulan ayat di atas:
1. Laki-laki adalah qowam yaitu penanggung jawab bukan hanya dunia akan tetapi akhiratnya istri dan orang-orang yang ditanggungnya.
2. Suami adalah orang yang bisa memberikan nafkah baik lahir ataupun batin.
3. Setiap suami mereka memiliki kelebihan masing-masing. Karenanya seorang istri tidak boleh membanding-bandingkan suaminya dengan suami orang lain.
=====
Maka timbul pertanyaan "Apakah yang menikah hanya orang-orang yang mampu sehingga orang yang belum mampu belum boleh menikah?"
وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَـٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّـٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌۭ
Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(Surat An-Nur (24) Ayat 32)
Kesimpulan ayat di atas:
1. Allah hanya menyebut orang yang layak kawin bukan menikah,
2. Allah tidak berbicara laki-laki yang mapan. Tetapi Allah berbicara pernikahan itu mendatangkan rezeki.
3. Allah menjanjikan saya yang meng-kaya-kan mereka.
4. Allah menggunakan kata yugni, yang memiliki arti Allah yang mencukupi.
5. Seolah Allah ingin mengingatkan kepada kita bahwa menjaga diri dari perzinahan lebih baik daripada menjaga gengsi di hadapan manusia.
6. Ayat di atas ditutup dengan Allah yang Maha luas pemberiannya, artinya ketika orang itu telah menikah maka sungguh Allah akan bukakan semua kebaikan dari rezekinya.
7. Memang sulit meyakini ayat ini karena pola pikir akhir zaman lebih kepada otot daripada kedekatan suami kepada Allah.
8. Padahal Ketika seseorang itu sudah dekat pada Tuhannya maka sungguh Allah buka semua kebaikan dan kemudahan.
9. Sehingga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kepada kita "biar sedikit asal berkah dan banyak tidak mendatangkan mudharat (bahaya)".
Bersambung...
Sebelumnya Selanjutnya